Namaku Nur, pernikahan yang aku jalani selama 20 tahun lebih adalah pernikahan yang penuh dilema dan menyedihkan. Setelah menyiksaku sedemikian rupa, suamiku menikah lagi dengan perempuan lain. Dengan menulis cerita sedih dalam rumah tanggaku ini aku berharap semoga bisa menjadi pembelajaran dan diambil hikmahnya oleh para pembaca ceritacurhat.com

Kisah sedih hidup berumahtangga
Aku menikah dengan suami tahun 1992, kami dikaruniai anak 3 orang, yang pertama lahir tahun 1994, kedua lahir tahun 2000 dan ketiga lahir tahun 2004.
Setamat SMA aku mengajar di Taman Kanak-Kanak dan sore hari aku mengajar di TPQ. Aku mempunyai banyak teman, baik teman guru TK atau pun teman guru mengaji.
Guru mengaji disebut ustadz dan ustadza. Ada seorang ustadz bernama Hajir mengutarakan cintanya kepadaku, tapi aku tolak karena aku belum berfikir untuk pacaran.
Ungkapan cinta itu disampakan 3x, tapi tetap aku tolak, bahkan yang terakhir penolakanku sangat kasar yaitu dengan membaca surat cintanya di depan para ustadz dan ustadza dengan nada dan intonasi menghina.
Tentu saja Hajir malu. Keesokan harinya Hajir tidak hadir mengajar di TPQ. Anehnya, tujuh hari kemudian aku merasa kangen kepada Hajir.
Setiap hari aku mencari-cari Hajir. Akhirnya setelah 2 minggu aku menjemput Hajir di rumahnya. Aku merasa sedih dan seperti orang gila jika tidak ketemu dengan Hajir. Setiap hari aku selalu menjemput Hajir ke rumahnya.
Sejak itu, sadar atau tidak aku selalu menghambakan diri pada Hajir. Tanpa sepengetahuan orang tuaku, setiap minggu aku ke rumah Hajir, di rumah Hajir aku melaksanakan semua perintahnya, aku disuruh menyetrika bajunya, aku disuruh melayaninya sebagai pemuas nafsunya.
Setiap saat dia ingin berhubungan sex dia selalu mengajak aku ke rumahnya. Anehnya sekalipun aku tidak pernah menolak perintahnya.
Menikah Dengan Hajir
Karena aku terlalu sering ke rumah Hajir, orang tuaku jadi marah padaku, aku bisa pahami kesedihan mereka. Akhirnya orang tua melarangku berhubungan dengan Hajir.
Tapi semakin aku dilarang semakin sering juga aku diajak Hajir pulang ke rumahnya dan semakin sering pula kami melakukan hubungan suami istri.
Dengan kondisi demikian akhirnya orang tuaku menyetujui hubungan kami. Aku dan Hajir akhirnya menikah tanggal 23 September 1992. Dari pernikahan itu kami dikaruniai anak 3 orang. Awal rumah tangga kami berjalan biasa saja.
Seperti yang sudah-sudah aku selalu diperintah olehnya tapi cerita sedih yang kujalani semakin menyakitkan ketika usia pernikahan kami masuk tahun kedua.
Di awal pernikahan aku seperti orang yang tidak punya daya, karena tenagaku habis melayani sex Hajir. Semalam tak terhitung berapa kali dia menyetubuhi aku, bahkan pagi hari akan berangkat mengajar dia menghendaki hubungan sex.
Jika aku menolak dia marah dan mengatakan bahwa surga haram untuk aku karena aku telah menolak suami mengajak bersetubuh. Dia juga berkata jika aku istri sholihah pasti akan patuh padanya, sesuai dengan ajaran dalam Al-quran.
Suamiku selalu berdalih agama dan Al-quran untuk menekan aku. Segalanya berdasarkan Al-quran. Karena aku ingin menjadi maratus sholihah (wanita yang selalu patuh pada suami dan Al-quran) maka aku patuhi semua perintah suamiku termasuk setiap malam wajib memijti seluruh badannya dengan pijat lulur sampai dia tertidur dan menyabun punggungnya jika dia mandi. Ah, beginilah cerita sedih rumah tangga seorang istri.
Baca juga:
- Suamiku… Manusia Tidak Bertanggung Jawab
- Aku di Zolimi Suami dan Keluarganya
- Suami Sering Menyiksaku!
Tahun 1994 lahirlah anak pertama. Dengan hadirnya seorang anak aku diberi uang belanja 10.000 per minggu dengan segala kebutuhan keluarga aku, untung kami masih tinggal bersama orang tuaku jadi semua bisa teratasi.
Tahun demi tahun terus berjalan, tahun 2000 lahirlah anak kedua. Dengan adanya anak kedua uang belanjaku menjadi 20.000 per minggu. Aku sangat bingung mengatur uang untuk kebutuhan rumah tangga sebab honorku sebagai guru TK juga hanya 15.000 perbulan.
Akhirnya aku mencari penghasilan sebagai tukang kredit keliling bekerja pada Bu Lurah yang waktu itu sebagai ketua yayasan TK tempat aku mengajar.
Semakin hari sikap suamiku semakin semena-mena padaku. Setiap minggu selalu saja pergi, tidak pernah ada waktu untuk keluarga. Suatu hari suamiku pulang dengan seorang wanita bernama Arin. Wanita itu lebih muda dariku, dia memanggil suamiku dengan sebutan om dan memanggil aku tante.
Arin bercerita padaku bahwa mereka dari Lamongan dan selama perjalanan bonceng suamiku berpelukan erat karena dalam mengendarai sepeda sangat kencang.
Waktu itu anak keduaku berusia 7 bulan. Aku terlalu memikirkan sikap suamiku sehingga tubuhku sangat kurus berat badanku hanya 35 kg. Suatu hari ada lomba cerita bergambar, aku ikut dan aku mendapat juara harapan 3 mendapat hadiah uang 100.000.
Uang itu aku gunakan daftar D-2 di STIPI Khotijah Mojosari. Empat bulan kemudian guru TK mendapat tunjangan dari pemerintah 75.000 perbulan, uang itu aku gunakan untuk membayar SPP.
Tahun 2003 aku tamat D-2, aku daftar guru bantu dan aku diterima. Dengan ekonomi yang mulai membaik karena gaji guru bantu 460.000 perbulan, aku mulai berusaha mempengaruhi suami agar menjadi lebih sayang pada keluarga.
Pikirku dengan aku hamil suamiku akan sayang padaku dan anak-anak. Maka aku hentikan KB. Aku mempunyai 2 alasan untuk tidak KB. Satu, karena suamiku jarang menggauli aku sebagai seorang istri, kedua mungkin jika aku hamil suamiku jadi sayang dan perhatian padaku.
Suami Menikah Lagi
Cerita rumah tangga ku semakin menyedihkan ketika anak ketiga kami lahir tahun 2014. Ternyata kelakuan suamiku tidak berubah, bahkan ada kabar burung suamiku punya istri lagi yakni janda Mbringin Mojorejo kecamatan Pungging, wanita itu bernama Sutatik. Berita itu tidak aku percaya karena Sutatik sudah seperti saudara denganku.
Awalnya aku memang dikenalkan suamiku dengan Tatik. Sampe-sampe waktu aku punya hajad menghitan anak pertamaku Tatik yang membalikan baju aku untuk trima tamu, bahkan aku sempat membeli baju kembar dengan Tatik. Aku benar-benar tidak menyadari kalau dijadikan boneka mainan.
Dalam kegalauan itu, aku menyibukkan diri kuliah ambil S-1 PGSD di UT. Aku mendapat beasiswa 3 juta per semester sehingga tidak mengeluarkan biaya dari kantong. Tahun 2006 suamiku sama sekali tidak mau menyentuh tubuhku. Sebagai wanita normal kadang aku sangat inginkan hubungan sex.
Setiap kali aku meminta suamiku selalu jawab capek atau bersedia jika aku mau disodomi dulu. Aku tidak berfikir panjang karena aku sangat menginginkan sex.
Walaupun sakit aku gak peduli yang penting kebutuhan batinku terpenuhi. Dua tahun berlalu aku selalu disodomi dulu sebelum memenuhi hasratku, akhirnya aku sakit pada duburku, suamiku tidak mau tahu pengobatanku.
Baca juga:
- Ternyata Suamiku Yang Mandul
- Suami Punya WIL, Aku Punya Selingkuh
- Cerita Seks di Situs Porno Bikin Suamiku Kecanduan Seks
Tahun 2008 dengan ijazah D-2 aku diterima menjadi CPNS karena data base. Jadi aku menjadi PNS sama sekali tidak ada faktor suap tapi suami meminjam uang kepada seorang tetangga sebesar 15 juta katanya untuk membiayai aku masuk PNS padahal tidak sama sekali. Suamiku benar-benar bajingan.
Suatu hari saudara ipar Tatik datang ke rumah mengatakan bahwa ibu mertuanya punya hajad aku disuruh ke sana. Aku datang ke rumah Tatik Mbringin Mojorejo, sampai di sana ternyata tidak ada acara apa-apa, Tatik tidak ada di rumah yang menemui aku adalah kakak Tatik yang bernama Mbak Dah dan keluarga tatik yang lain.
Mereka menceritakan tentang hubungan suamiku dengan Tatik. Mereka seolah-olah minta pertanggungjawaban suamiku terhadap aku agar suamiku menikahi Tatik.
Dengan perasaan yang tidak karuan dan sakit di dada aku jawab “Monggo jenengan nikahaken rayat kulo kale Tatik tapi keken nalak kulo riyin, sebab selama niki masjir mboten nate ngurusi keluarga, mboten nate mbanjani.”
Kelakuan suami menjadi cerita dalam keluarga dan aku dipaksa menyetujui pernikahan suamiku, aku merasa menjadi terdakwa di keluarga suami.
Orang tua Tatik menjawab “aku gak niat ureh-ureh, aku niat noto?” langsung aku jawab “monggo jenengan nikahaken, jenengan tata Tatik yugo jenengan tapi kulo sanes yugo, jenengan mboten berhak noto kulo” kejadian ini 17 Pebruari 2008.
Kemudian aku pulang, selang beberapa jam suamiku pulang dan marah-marah padaku. Aku ditampar dan dicaci maki katanya aku wanita gak punya aturan, aku istri gak patuh pada suami.
Berkali-kali aku ditampar, aku hanya diam dan menangis. Keesokan harinya tepatnya tanggal 18 Pebruari 2008 suamiku berkata “karena pean sudah melabrak Tatik dan membuat malu maka harus mempertanggungjawabkannya, aku akan nikahi Tatik pean harus memberi izin,” aku menjawab silahkan tapi ceraikan aku dulu atau pilih aku atau Tatik.
Minta Cerai
Aku beri waktu antara 4 bulan sampai 4 tahun untuk ambil keputusan. Waktu 4 tahun sudah berlalu tapi suamiku tetap tidak ambil keputusan, dia hanya marah, menampar wajahku dan selalu pulang pagi. Tidak pernah mau tahu kebutuhan hidup dan biaya pendidikan anak-anak.
Jika aku minta uang dia jawab nek pean ngizini aku nikah lagi aku bakal sayang pada keluarga kalau gak ngizini maka ya jalani saja hidup seperti ini, Aku pikir omongan suamiku hanya ancaman ternyata tidak. Tahun 2013 aku baru benar-benar sadar bahwa tidak ada gunanya aku terus bertahan.
Akhirnya aku beranikan diri untuk minta cerai pada suamiku. Dia marah, menampar aku sambil tangannya mlintir tanganku hingga gelangku patah dan menyebabkan luka pada pergelangan tanganku.
Waktu itu dia berkata “aku gak bakal menceraikan kamu dan jika kamu menggugat cerai aku akan membuat hidupmu lebih sengsara,” dia kemudian mendorong aku hingga jatuh.
Dari sikapnya yang demikian aku gak berani macam-macam. Akhirnya dengan diam-diam aku membeli perumahan, aku tidak peduli dengan status yang penting aku bisa lepas dari suamiku.
Sejak lebaran kemarin aku sudah menempati perumahan yang aku beli. Sekarang aku dengar suamiku juga sudah keluar dari rumah pemberian orang tuaku itu. Entah dia tinggal dimana sekarang.
Mudah mudahan ini jalan terbaik yang aku ambil. Rekan pembaca doakan aku mampu menjalani liku liku hidup ini. Dalam agama walau aku dan suamiku belum bercerai tapi kami sudah di haramkan begitu pula tuntunan dalam al quran.
Aku ingin penyelesaian yang terbaik karena aku tidak mau anakku terlalu terluka oleh masalah orang tuanya. quran dan hadis selalu menuntun kita, kita berfikir positif dengan segala macam ujian.
Para pembaca yang budiman terutama para ibu, beginilah cerita sedih rumah tangga yang saya jalani sekarang, saya berharap hanya saya yang mengalami nasib ini. Setelah membaca sekilas cerita saya, para pembaca bisa mengambil hikmahnya.
Punya pengalaman hidup untuk dishare ke pembaca ceritacurhat.com yang lain? Tulis dan kirim cerita Anda di sini!



Tuh, krn menghina orang pas d tembak, jadi kyk di guna2 gt sm yg laki… udah tau suami kyk gt kok ya masih nambah anak toh ya… bikin hidup sampean dan anak makin sengsara… ya sudah, di tata lg hidupnya, fokus sama anak. Jangan cari suami baru dl, pentingin masa depan anak, beri kasih sayang penuh, spy nanti mreka jg sayang dan berbakti sm sampean..
saya heran sama ibu,,,bahasanya ustazah, alqur’an, hadist,,,,cuma dibaca ya??,,saya kira kalo betul paham isinya dan dipraktekan, Allah akan melindungi, menjaga menuntun kita kejalan yang benar,,berpikir yang baik..,apalagi ibu terpelajar…janji Allah orang baik untuk orang baik,,,,,,wanita yang soleh untuk laki-laki soleh….sepertinya karakter ibu tidak berbeda dengan suami ibu
Kok ada ustadz dan uztadzah hobinya zinah…..??????
belajarlah dari masa lalu jangan mengulangi kembali. tidak sepantasnya agama dijadikan kedok. ajarkan anak anda pendidikan agama yg benar untuk d praktekkan bukan untuk dinodai. meskipun hawa napsu anda besar tapi sebaiknya jangan menikah lagi.
Mba nur / Mba Fatimah………. Pertanyaan saya… sbelum menikah kenapa bisa berhubungan diluar Nikah bahkan mau disuruh-suruh……… Tapi lupakanlah itu masa lalu……………… Saya bukanlah org yng Ahli Agama tapi kehidupan yang mba ceritakan mirip dengan sebuah cerita yang pernah berbagi curhat dengan saya………. Setau say, Tidak ada keharaman bagi istri yang menghindar (tidak patuh) pada suami yang zalim……. menyiksa istri berkali-kali tanpa ada sadar bahkan hingga menikah lagi dan 1 hal lagi, seorang suami yang tidak memberikan nafkah Lahir apalagi bathin kepada istri maka di dalam Taklik nikah ada hukumnya dan Mba tidak perlu merasa berdosa karenanya……… (coba baca kembali Taklik Nikahnya mba)………………… sebaiknya (kalau bisa0 menjauhlah sejauh mungkin dari suami dan keluarganya maupun keluarga dari istr-istrinya yang lain…….. sampaikan pengajuan cerai ke kantor Agama dan Bayarlah apa yang tercantum dalam Taklik Nikah, Insya ALLAH…….. mba terhindar dari keburukan…….. kalau saya baca cerita ini, domisili mba ada di daerah jawa timur………… maka menghindarlah dari sana (Hijrah), bila memrlukan curhat silahkan kirim ke email saya cahyadi.anton75@gmail.com
Melihat dari awal cerita, kelihatan jelas kalau ibu sebelum nikah sudah disihir terlebih dahulu oleh calon suami. Harusnya diobati dulu dengan Ruqyah Syariah, tapi Insya Allah tidak ada yg terlambat.
Anda menghindr dr suami dengn alsn smua pnderitaan yg tlh suami anda lakukan it sah-sah saja, namun anda hrs brusaha dgn sgala upaya agr anda bsa cerai dr suami anda, agr anda tdk trbebani dgn status istri dr suami anda, dan tdk trtutup kemungkinan anda akn dpt jodoh lgi, untk it akn lbh bai jika anda buat gugatan cerai kPd suami anda, jika anda takut maka mnta prlindungan kpd pihak yg brwajib. Bila butuh telp saya. 08126374233
Kyaknya mbak kena guna2 tuh,
apapun kdrt yang sdh terjadi,bodohnya istri tidak menggunakan pasal2 kdrt yang jelas bisa dilakukan untuk membela diri sendiri.
dari kasus ini,BERCERAI wajib bagi istri dan apa bukti2 dimiliki yang akan digunakan untuk itu? kalau waktu kdrt terjadi lalu tdk diproses dan sudah kadaluwarsa tentunya sia2.
memisahkan diri dari suami langkah yg tepat,apalagi dirumah yg istri miliki sendiri,ada kekhawatiran tindak agresif suami yang melampaui batas dan membahayakan nyawa istri.
perjuangkan utk bercerai dan semoga ada ganti suami yang lebih baik agamanya(bukan kemasan agama yg menyilaukan hati,tetapi sesungguhnya kosong agama)
Aiman hanya mendengar amaran keras Shahir sewaktu mereka berduaan di dalam kereta sebelum ke rumah mertuanya.
Kl aq si dh gak ada toleransi lfi buat suami kaya gt.
Udah mukul /menampar istri, menyakiti istri,
Itu udah red zone buat aq..
Ingat jasa ortu kita.. saat dulu kita sedih, ortu bsrusaha gmn biar kita ceria lagi.. kl kita sakit, ortu pontang panting nyembuhin kita.. masak udah sehat iklas iklas aja si sakiti org lain.
Trus suami ngaJak berhubungan dgn cara yg diharamkan koq nurut si.. itu belajat agamanya gmn??? Jgn2 suami nyuruh kami potong tangan km iya iya aja..
Itu suami jga gak ngasih nafkah.. itu sebenarnya yg dipelajari agama apa si? Kl yg dipelajari agama islam koq yg dilakuin bertentangan dgn ajaran agama??
Sadar dong… istri emng arus patuh suami.. tp suami yg mana dulu? Kl jdi suami aja gak becus gt.. gak paham artinya jdi imam ngapain diharepin.. mending menyelamatkan diri dan belajar agama yg benar. Jgn salah kitab.