Aku Anak Yang Tak Diharapkan

Pernahkah kalian sadari betapa beruntungnya hidup yang kalian jalani? kalian mesti mensukurinya karena tidak menjalani hidup seberat hidupku saat ini. Aku berusia 20 tahun dan dibesarkan dari sebuah keluarga yang sangat kolot, yang hanya mengidamkan anak lelaki karena menurut mereka anak perempuan tak banyak berguna untuk meneruskan usaha keluarga ku.

cerita anak tak diharapkanTahun-tahun ku jalani hidup bagai seorang pembantu, di caci maki oleh ortu dan saudara-saudara lelaki (aku anak perempuan satu-satunya).

Semua pekerjaan rumah aku kerjakan tanpa terkecuali tapi mereka selalu merasa belum puas jika belum mengada-ada masalah untuk dapat memakiku setiap hari.

Aku merasa muak, bosan, benci pada mereka. Percayalah bahwa semua orang menganggap kami keluarga terpandang dan harmonis, tapi tidak bagiku.

Yang mereka inginkan hanyalah kesempurnaan dariku tanpa mempedulikan aku seutuhnya.

Sejak duduk di bangku sekolah aku memang telah berhasil memuaskan mereka dengan menyodorkan predikat tertinggi di sekolah, hal itu lah yang menunda mereka sejenak untuk tak menyiksa batinku.

Tapi setelah itu ? sejak kecil mungkin karena merasa tak pernah dianggap dan dipedulikan, aku mencoba memenuhi kebutuhanku sendiri, berdagang barang ke teman-teman,apa yang ku pakai dari ujung kepala hingga kaki adalah hasil kerjaku sendir.

Mereka pun tak pernah sekalipun mengurus SPP sekolahku, beda dengan kakak dan adik ku yang sangat dipenuhi apapun permintaan dan kebutuhannya.

Baca cerita menarik lainnya: Aku Diperkosa Kekasihku Sendiri

Aku selalu memendam kesedihanku sendiri, aku tak pernah bisa terbuka pada mereka terhadap semua masalah yang ku hadapi, aku tertekan dan berusaha mencari penyelesaian sendiri.

Hingga suatu pagi di kamar mandi, aku berdarah, yaa, mulutku mengeluarkan banyak darah, kusadari penyakit ku semasa kecil semakin parah dan beginilah jadinya.

Baca juga:  Bapak, Ibu.. Maafkan Anakmu Ini

Tiap pagi aku terus mengeluarkan darah dan semakin banyak, aku mulai jatuh sakit, tapi mereka tetap menyiksaku dan malah menyalahkanku, sungguh remuk rasanya menangis setahun penuh pun tak akan bisa mengembalikan kekecewaanku selama ini.

Untungnya aku masih memiliki seorang malaikat yang sangat mencintaiku dan selalu berusaha membuatku bahagia. dialah yang mempedulikan kesehatanku dengan membawa ku aktif check up ke dokter.

Dan suatu pagi, tak sengaja mama memergoki ku saat kembali memuntahkan darah, kulihat dari sorot matanya begitu terkejut.

Baru kali ini aku melihatnya menangis tersedu-sedu seumur hidupku. tapi sudah terlambat, sakitku hanya tinggal menunggu waktu, kenapa baru mempedulikan aku setelah aku terbaring?

Tapi apapun yang terjadi, aku sangat menyayangimu mama, papa, dan kakak – kakak ku serta adik ku, meski kalian tak pernah menyadari betapa sakitnya hatiku kau lukai.

***
Punya pengalaman hidup untuk dishare ke pembaca ceritacurhat.com yang lain? Tulis dan kirim cerita Anda di sini!

Loading...

15 Comments

  1. Obat Susah Tidur Herbal April 15, 2013
    • faza October 21, 2014
  2. XtraMiles August 26, 2013
  3. Tyara February 19, 2016
  4. lia March 7, 2016
  5. Zhinta July 30, 2016
  6. Noah September 8, 2016
  7. pengung July 29, 2017
  8. Wahyu Adi February 21, 2018
  9. Cellejas March 27, 2018
    • Lisa November 7, 2022
  10. Nina April 4, 2018
  11. Ifa July 12, 2018
  12. Irene September 11, 2018
  13. Lisa November 7, 2022

Leave a Reply