Cerita ini aku tulis di kantor sambil mengenang kejadian-kejadian 19 tahun lalu. Yah di tahun 1999, saat aku berusia jauh lebih muda dari sekarang yang sudah 47 tahun.
Perkenalkan namaku adalah Robert berasal dari sebuah kota kecil di Jawa Timur. Perjalanan hidupku biasa-biasa saja, sekolah dari SD sampai dengan kuliah di kota Malang dan bekerja di Jember dan Banyuwangi.
Sampai tiba saatnya aku mendapat promosi untuk menduduki jabatan sebagai kepala pembukuan di cabang Denpasar-Bali.
Kehidupanku yang demikian sederhana di Kota Banyuwangi sebelumnya, pulang jam 4 sore, mandi, nonton tv, makan main kartu dan tidur, olahraga renang di hari-hari tertentu.
Dan itu berbanding terbalik sekali pada saat masuk di kota Denpasar-Bali. Pertama aku kaget karena orang-orang di cabang tersebut ramah-ramah, sampai dengan aku baru menyadari bahwa ada satu kelompok yang sering mengadakan party di hari-hari tertentu.
Di satu sisi lain ternyata di tempat kosku aku mendapat pengaruh juga dari seorang teman kos yang seorang pemakai.
Godaan pertama saat aku makan siang di kos tiba-tiba temanku itu masuk dan membuka “peralatannya”.
Dia mengatakan ayo mencoba ini nanti bisa semangat dan dia mengeluarkan pipa yang belakangan aku tahu bahwa di menggunakan narkoba jenis sabu-sabu.
Aku pertama menolak mati-matian, tetapi setan memang cerdik, lewat temanku ini menerangkan dengan logika bahwa sabu-sabu bukan narkoba seperti heroin dan mariyuana yang harus disuntik dan bisa membuat teler.
Tapi sabu-sabu sifatnya dihisap seperti rokok dan tidak membuat ketagihan hanya untuk support supaya semangat.
Akhirnya aku pun mencoba setelah makan siangku selesai, dan 1 hisapan, 2 hisapan langsung membuatku seperti ada seribu neon yang dihidupkan di kepalaku,dan jantung berdebar-debar serta semangat.
Gambaran pantai kuta dan kota bali yang hidup langsung terlihat jelas di otakku, akhirnya aku kembali ke kantor dan mengerjakan seluruh tugas dengan penuh semangat sampai akhirnya aku pulang jam 9 malam ke kos.
Teman kosku itu menunggu di depan pintu gerbang kos, wah kemana kamu sampai aku khawatir..! dan aku jawab wah benar katamu itu obat ini membuatku sangat semangat.
Akhirnya malam itu setelah mandi dan makan malam aku tidur. Tetapi ternyata pengaruh obat ini seperti kerupuk, mekar setelah digoreng dan layu kalau kena angin.
Keesokan paginya pengaruh semangat itu tidak ada lagi, dan setelah makan siang aku memakai lagi. Demikian seterusnya akupun sepakat saweran / urunan dengan temanku itu.
Di satu sisi, kehidupan kantor juga tidak kalah seru, kegiatan dugem juga berlangsung dengan terus, dan puncaknya adalah pertemuan antara kehidupanku di kos dengan di kantor.. klop sudah.
Hari hari kulalui dengan dugem, sabu-sabu dan kehidupan bebas, sampai suatu saat aku bertemu teman dari temanku yang anak pengusaha kaya raya di Surabaya bernama Leo (samaran).
Dia datang malam hari dengan pesawat dari Surabaya ke Bandara Ngurah Rai. Pertama aku bertemu Leo kesanku percaya bahwa dia adalah golongan borju dengan baju yang perlente dan kalung emas besar serta gelang emas.
Leo salaman dengan lemas ke aku, wajahnya pucat dan temanku membisikku bahwa Leo sakaw.
Singkat kata akhirnya aku bawa Leo mendapatkan sabu itu di sebuah tempat karaoke besar dekat Kuta, dan aku antarkan Leo dekat hotel di Ubung.
Setelah 2 – 3 sedotan akhirnya Leo mulai kembali normal dan segar lagi, dan mulai segar dan langsung mandi. Setelah mandi Leo kembali memakai beberapa sedotan sabu dan akhirnya kami bercakap dan mengobrol dengan asyiknya.
Bercerita mulai bisnis, kota asal dan masa-masa sekolah. Sampai akhirnya Leo bertanya dengan santai kepadaku. Robert, aku mau bertanya agak pribadi, maaf sebelumnya.. dan aku jawab silahkan saja tanya kan tidak dipungut pajak.
Sambil bercanda, Leo mulai agak serius sambil mendekat bertanya, “aku mau tanya kenapa kamu memakai sabu-sabu ini?”
Aku diam sejenak dan sambil menatap Leo aku menjawab, “yah just for fun saja.. karena sekarang gajiku sudah bagus.. dan aku mendapatkan kesenangan dan semangat saat memakai sabu-sabu ini.. serta kebersamaan dengan teman-teman..yah pokoknya enjoy..!”
Leo memandangku seperti tertegun dan dia mendekat sambil menunjuk dadaku, ” Berarti kamu adalah orang terbodoh yang pernah aku temui !”
Akupun tersinggung, dan bertanya ke Leo… kenapa kamu mengatakan demikian ?
Leo bangkit dan menyobek kertas dari buku yang ada di kertas kerjanya, dan dia menggambar satu lengkungan ke bawah yang membentuk seperti jalan dan kemudian ada jurangnya, dan di dalam jurang itu dia menggambar seperti bentuk orang, dan di atas jurang sebelah tepi dia juga menggambar bentuk seperti orang juga.
Leo kemudian berkata sambil menunjuk dengan pen bentuk orang yang di bawah jurang, “ini adalah aku…, aku sudah di dasar jurang dan tidak bisa atau sangat sulit sekali untuk keluar dari jurang ini.
Aku sudah sangat ketagihan dan perlu 1 gram satu hari, sedangkan kamu Robert, kamu belum masuk ke jurang ini, tapi jika diteruskan maka kamu akan menjadi seperti aku.
Apakah kamu mau? he..he..sudahlah ayo aku mau ke karaoke sudah ditunggu sama purel-purel , kamu mau ikut tidak ?
Tiba-tiba aku tertegun mendengar kata Leo ini dan aku menjawab “maaf Leo besok aku kerja masuk pagi.. khawatir kesiangan bangun.. padahal itu hanyalah alasan yang aku buat-buat.
Aku akhirnya pulang ke kosku dan merenung jam 1 pagi itu, sambil duduk di bali bengong yang ada di halaman kos aku mulai merenungkan kata-kata Leo dan tiba-tiba aku tersentak..
Sadar bahwa apa yang dikatakan Leo ada benarnya juga, aku sendiran di pulau dewata ini, papa mamaku sudah meninggal.. hubungan dengan saudara jarang, mengapa aku bisa jadi seperti ini, yang bertanngungjawab adalah aku sendiri.
Dan malam itu aku menangis dan berdoa kepada Tuhan minta ampun seingatku itu adalah 15 april 2001. Dan aku berjanji bahwa mulai besok aku akan berhenti dari memakai sabu-sabu dan pil extacy..
Besoknya pun aku masuk kerja dan teman-teman mulai tos tangan sama aku,,, besok ya kita pesta lagi.. akupun mengiyakan sambil berkata dalam hati bahwa mereka salah karena saat ini aku sudah finish tidak memakai lagi.
Minggu pertama aku mulai beralasan pulang ke Banyuwangi, minggu kedua pulang lagi. Demikian aku mulai beralasan jika tidak hadir saat acara weekend, sampai saat minggu ke 3. Sabu-sabu itu mulai menunjukkan kekuatannya dalam tubuhku.
Saat di kantor tiba-tiba aku gemetar dan jantung berdebar keras sekali. Sekelilingku seakan berputar-putar dan saat itu aku teringat sangat mendambakan sabu barang satu sedotan saja.
Kemudian hari aku sadar bahwa keadaan yang aku alami itu adalah SAKAW atau rasa ketagihan teramat sangat yang tidak bisa diceritakan dengan kata-kata.
Tiba-tiba di saat SAkaw itu ada satu suara di dalam hatiku yang mengatakan bahwa aku tidak bisa melalui ini sendirian.
Akhirnya dengan gemetar aku ke ruangan pimpinan yang sedang makan siang dan aku pakai direct phone di mejanya yang bisa telpon keluar tanpa melalui operator.. aku tekan 108 dan gemetar aku tanya sebuah gereja di denpasar sana.
Aku telpon ke gereja itu dan ditanya apa yang bisa dibantu, dan aku jawab bahwa aku perlu disambungkan ke bagian konseling.
Setelah diterima konseling aku berkata bahwa aku terkena narkoba selama +/- 2 tahun dan mau berhenti.
Diterima oleh Pak Stefanus saat itu dan dia berkata, “Puji Tuhan, Tuhan sudah bimbing kamu ke tempat selamat.. mulai saat ini hidupmu berubah, lupakan dan jangan menoleh ke belakang lagi, dan Pak Stefanus berdoa di telpon itu untuk aku.
Setelah berdoa ada satu aliran kekuatan tak terasa air mata menetes dan ada satu kehangatan dalam diriku. Demikanlah mulai saat itu aku rutin ikut doa malam dan kebaktian di gereja itu..
Aku bisa melalui hari-hariku tanpa rehabilitasi setelah lepas dari narkoba… walaupun berat.
Pernah juga kadang-kadang sms masuk dengan bisikan barang bagus dan murah, tapi syukur aku bisa tetap bertahan.
Setelah 3 bulan berhenti total aku coba test diriku di pengobatan alternatif, untuk konsultasi dan dia mengatakan salut dan selamat kepadaku sudah bisa lepas dari narkoba cuma dia mengatakan satu hal yang membuatku agak down saat itu.
“Tapi ibaratnya motor mas, sekarang sparet partnya sudah tidak kualitas Honda lagi tapi seperti mocin…, yang dia maksud adalah otakku walau bagaimanapun terkena dampak dari obat sabu-sabu itu.
Pernah juga aku masuk ke sebuah restoran langganan saat aku sering pakai saat sebelumnya dan tacik pemilik restoran berkata, kok berubah ya kamu, dan aku tanya balik berubah kenapa?…ya..dia jawab, dulu kamu seperti orang linglung.
Begitulah sobat. Narkoba itu sangat jahat dan pengaruhnya hebat.. Puji Tuhan aku bisa lepas dan Puji Tuhan lewat Leo dia memperingatkan aku.
Sekarang sudah 19 tahun aku lepas dan aku sudah berkeluarga dan punya anak satu. Semoga pengalamanku ini bisa bermanfaat. Salam damai sejahtera.
Punya pengalaman hidup untuk dishare ke pembaca ceritacurhat.com yang lain? Tulis dan kirim cerita Anda di sini!