Hubungan Gelap Masa Lalu Kakakku

Beberapa hari lalu aku mendapat curhatan dari kakak perempuanku (yang kupanggil Cie-Cie) tentang sisi kehidupannya yang selama ini tak kita ketahui.

Usia Cie2 kini 25 tahun. Ia punya cowok yang telah pacaran selama 2 tahun lebih dan pertengahan tahun depan mereka akan menikah.

Tak ada masalah dengan hubungan mereka. Baik dalam hal agama (keluarga kami seagama), latar belakang dan juga hal-hal lainnya.

Cowoknya lebih tua 11 tahun namun hal itu tak menjadi masalah bagi keluarga kami. Singkatnya kedua keluarga telah saling setuju dengan hubungan mereka.

Bahkan orangtua cowoknya terutama mamanya kelihatan perhatian banget dengannya. Namun di balik semua hal-hal positif di permukaan, ada masa lalu agak kelam Cie2 yang akupun harus tarik napas dalam-dalam waktu pertama kali mendengarnya.

Saat ia masih kuliah diam-diam ia menjalin hubungan gelap dengan seorang pria yang telah berumur. Bahkan sampai nikah siri segala.

Usianya sekitar 50 tahunan dan secara terbuka ia berpoligami dengan 3 istri. Orang ini sebenarnya tak asing bagi keluarga kami karena ia adalah kenalan Papa saat mereka berdua masih muda, saat orang ini masih susah hidupnya.

Namun lama kelamaan usaha kulinernya meningkat bahkan belakangan ia menjadi pengusaha rumah makan yang cukup sukses dengan beberapa cabang restorannya.

Kami sendiri lumayan sering makan di restorannya, paling tidak sebulan sekali lah bahkan sampai sekarang.

Meski telah menjadi orang kaya dan jauh di atas keluarga kami yang biasa-biasa saja, ia tetap bersikap ramah.

Apabila ia ada disitu saat kami datang, ia selalu mendatangi meja kami, duduk bersama, dan berbincang-bincang dengan Papa dan juga Mama sampai makanan pesanan kami keluar.

Sesekali ia menyapa aku dan kakakku namun tak lebih dari sekedar sapaan normal saja. Hal itu terjadi dari sejak kami berdua masih agak kecil sampai saat kami telah dewasa menjadi gadis dan cowok muda.

Sehingga kami punya kesan baik terhadap dirinya. Perkara ia berpoligami ya itu adalah urusan dirinya dan keluarganya sendiri.

Apalagi hal itu memang diperbolehkan oleh agamanya. Sungguh tak diduga kalau orang ini ternyata punya hubungan yang lebih dari sekedar kenalan lama Papa bagi keluarga kami, khususnya terhadap Cie2.

Cie2 sendiri orangnya termasuk cerdas. Ia lulus kuliahnya di bidang Ekonomi saat baru berusia 21 tahun dengan nilai sangat bagus.

Saat berusia 20 tahun ia sudah memulai tugas akhirnya. Dan disinilah skandal hubungan gelapnya berawal. Tugas akhirnya itu berhubungan dengan dunia usaha dan resep sukses orang ini digunakan sebagai bahan studi as real example.

Baca juga:  Mama Mertua dan Suami Mengekangku

Sehingga pada masa-masa itu Cie2 cukup sering bertemu dengan bapak ini untuk menggali informasi darinya untuk materi tugas akhirnya.

Tak ada hal yang rahasia dalam hal ini. Baik Papa dan Mama juga kita semua tahu tentang itu. Bahkan dalam beberapa kesempatan saat kami makan di restorannya, ia memuji kecerdasan Cie2 kepada Papa.

Sebuah pujian yang terkesan tulus. Tak dinyana pada saat itu sebenarnya ia telah mengenal Cie2 lebih jauh dari yang seharusnya, bahkan secara “luar dalam”.

Pada awalnya pertemuan mereka berlangsung cukup formal di tempat umum terbuka (salah satunya di restorannya sendiri yang selalu banyak orang).

Belakangan orang ini mengajak bertemu secara lebih pribadi seperti lunch bahkan dinner berdua di restoran cukup elit yang tak begitu banyak orang.

Saat itulah ia mulai menunjukkan perhatian cukup berlebih bahkan menanyakan kehidupan pribadi Cie2 seperti apakah ia punya pacar, dll.

Pada dasarnya Cie2 adalah orang yang apa adanya sehingga ia cukup terbuka menceritakan semuanya. Selama ini ia tak terlalu memikirkan pacaran karena ia ingin segera menyelesaikan kuliahnya supaya dapat cepat bekerja.

Kami bukan keluarga miskin namun juga bukan termasuk kaya. Banyak hal-hal dimana kami tak dapat melakukan sesuatu karena terbentur biaya.

Cie2 cukup terbuka mengatakan kalau ia ingin bisa cepat bekerja agar lepas dari situasi itu. Mungkin hal itu ditangkap dan digunakan oleh orang ini untuk memikat Cie2.

Saat bertemu secara pribadi seperti itu gesturnya juga mulai berubah. Hal itu sebenarnya telah disadari oleh Cie2.

Cukup sering ia menatap lama dirinya lekat-lekat, satu hal yang tak pernah dilakukan saat ia bertemu kami berempat sekeluarga secara terbuka di restorannya.

Juga ia sering menyentuh bahu atau bahkan pinggangnya saat ketika memasuki resto Jepang yang agak temaram lampunya. Memang Cie2 menurutku termasuk cukup cantik.

Kulitnya juga putih. Orangnya cukup menyenangkan. Secara umum memang ia menarik. Bahkan mungkin bisa dikatakan “sexy” juga.

Karena itulah celetukan-celetukan miring khas cowok yang kadang terlontar dari teman-temanku setelah mengetahui Cie2.

Pastinya memang banyak cowok teman kuliahnya yang melakukan pdkt kepadanya meski semuanya tak terlalu ditanggapinya. Jadi memang bisa dimaklumi kalau orang ini tertarik.

Meski usianya sudah 50 tahun dan bahkan lebih tua dari Papa. Mungkin dianggapnya sebagai daun muda.

Secara obyektif kuakui, Cie2 juga bukan pihak yang 100% innocent dalam hal ini. Melihat gelagat seperti itu seharusnya ia langsung mundur total.

Baca juga:  Rumah Tanggaku Selalu Diselimuti dengan Tangisan

Namun itu tidak dilakukannya. Mungkin karena kini ia bisa makan di tempat-tempat mahal. Atau mungkin juga demi kelancaran skripsinya.

Tapi selain itu juga memang sejak dulu ia punya kelemahan mudah tertarik dengan orang yang lebih tua usianya.

Waktu usia 14 tahun ia pernah curhat atau kelepasan ngomong kalau ia suka dengan satu gurunya yang usianya hampir 30 tahun.

Mungkin sekedar cinta monyet namun bukankah biasanya cewek seusianya suka dengan cowok yang seumur juga? Sekarang pun cowoknya juga 11 tahun lebih tua darinya. Anyway pada akhirnya, hubungan terlarang diantara mereka pun terjadilah.

Satu dimensi lagi (tanpa bermaksud SARA, hanya untuk menceritakan apa yang terjadi) Cie2 dan keluarga kami berbeda agama dengan orang itu.

Meski agak-agak genit seperti itu, orang itu cukup taat dalam menjalankan ritual agamanya. Sebelum melakukan sesuatu yang terlarang, ia mengajak nikah Cie2.

Bahkan ia bersedia untuk terbuka dan secara resmi mendatangi rumah kami untuk melamarnya. Namun Cie2 yang freaking out.

Karena di keluarga kami poligami adalah hal yang sangat asing. Apalagi ia akan menjadi istri keempat dari orang yang lebih tua dari Papa. Sekali lagi, tak ada maksud negatif, hanya menceritakan apa yang berlaku di dalam keluarga kami.

Entah bagaimana prosesnya, pada akhirnya Cie2 setuju untuk dinikahi secara siri. Setelah itu hubungan keduanya sudah seperti layaknya suami istri.

Bahkan Cie2 juga terus terang bilang kalau ia pertama kali melakukan hubungan seksual ya dengan orang ini. Semua ini terjadi secara diam-diam.

Baik nikah sirinya maupun hubungan rahasianya itu. Keluargaku tak ada yang tahu sampai hari dimana ia curhat kepadaku itu (sampai saat ini juga baru aku saja yang tahu).

Demikian pula keluarga dan istri-istrinya tak ada yang tahu. Hal itu terus berlangsung bahkan setelah Cie2 lulus kuliah dan telah bekerja.

Hubungan mereka berlangsung seperti itu sampai 3 tahun. Sementara itu terjadi, saat ia bertemu dengan kami berempat sekeluarga, sikapnya dan juga Cie2 keduanya normal-normal saja.

Seperti berwajah ganda. Sehingga kami pun tak ada yang curiga bahkan imajinasi pun tak sampai membayangkan adanya hubungan gelap diantara keduanya.

Satu faktor “positif” dari hubungan ini, sedari awal mengerti kalau ini hanya untuk sementara (kecuali kalau Cie2 kemudian bersedia dinikahi secara resmi menjadi istri keempatnya).

Bagi kenalan Papa itu karena ia tak ingin berbuat zina menurut agamanya namun terlanjur punya hasrat terhadap Cie2.

Baca juga:  Suamiku Selingkuh Karena Aku Tidak Perawan

Sementara bagi Cie2, terus terang aku masih belum 100% ngeh apa maunya selain dari mengikuti perasaan hatinya saat itu dan sejumlah keuntungan yang didapatnya dari hubungan itu.

Anyway setelah hubungan rahasia mereka berjalan 3 tahun, Cie2 kenal dengan cowoknya yang sekarang ini. Setelah itu hubungan mereka putus.

Bahkan ia telah “bercerai” (atau apa pun istilahnya) dari nikah sirinya dengan orang itu. Orang itu dengan legowo menerimanya. Mungkin juga karena ada rasa tidak enak terhadap Papa? Entahlah. Yang pasti hubungan mereka kini selesai.

Namun pertanyaan masih tersisa dalam diri Cie2 dan ini yang dicurhatin ke aku. Dari segi penampilan cowoknya itu kalah jauh dibanding dia.

Cowoknya tampangnya biasa-biasa saja. Namun orangnya wise, dewasa dan orangnya “cincai”-an. Ia gak pernah nanya masa lalu Cie2.

Bahkan ia pernah bilang dirinya ga peduli tentang pacar2 lama juga tak masalah kalau Cie2 sudah pernah ML dengan mantan cowoknya. Baginya yang penting adalah sekarang dan masa depan.

Namun dalam diri Cie2 ada satu pertanyaan dan juga perasaan guilty karena ia tak tahu apakah yang pernah ia jalani itu termasuk hal yang juga tak dipedulikan dan dapat dimaafkan oleh cowoknya.

Ataukah itu termasuk perbuatan yang “kebangetan” yang tak termaafkan? Kesannya selama ini Cie2 tentu punya cowok sebelumnya yang usianya sepantaran atau bisa jadi lebih tua tapi tentu ga beda generasi juga lah.

Kini apakah ia harus memendam rahasianya itu selamanya? Ataukah ia perlu mengatakannya secara terus terang semuanya dengan resiko tidak dapat diterima dan hubungan mereka putus?

Kalau ia memendam rahasianya kini, bagaimana kalau suatu saat nanti suaminya tahu? Apakah itu akan membuat segala sesuatunya jadi semakin parah?

Mungkin ada saran dan masukan dari pembaca karena terus terang aku sendiri juga bingung gimana baiknya.

Karena sampai sekarang aku pun juga masih sulit menerima kalau Cie2 pernah menjalin hubungan rahasia dengan Om2 bahkan sampai nikah siri segala (no offence intended).

Aku berjanji tak akan membocorkan hal ini, namun aku tak tahu apakah mungkin aku perlu bilang ke ortu?

Sebagai side note, setelah mendengar semuanya itu kok aku jadi merasa muak dengan kenalan Papa itu. Kesannya ia bermuka dua dan menelikung dari belakang.

Di depan bersikap ramah dan sopan. Di belakang anak gadis perawan temannya sendiri juga disikatnya. Apalagi ia tahu keluarga kami sejak aku dan kakakku masih kecil. Wajarkah sikapku ini atau berlebihan?

***
Punya pengalaman hidup untuk dishare ke pembaca ceritacurhat.com yang lain? Tulis dan kirim cerita Anda di sini!

Loading...

One Response

  1. Ilham November 28, 2018

Leave a Reply