Aku pertama kali berkenalan dengan Hakita saat kami kuliah di Politeknik. Saat itu aku melihatnya sedang ambil wudhu untuk sholat zhuhur di musholla kampus. Sejak saat itu, cerita cinta yang kujalani dimulai. Hakita masuk dalam list incaran hatiku dan setiap ada kesempatan aku berusaha berbicara dan mendekatinya.
Tapi rupanya kelabilan jiwaku yang masih kekanak-kanakan membuatku menjadi sosok yang bukan idaman Hakita. Bahkan Hakita sempat jadian sama teman aku yang lebih ganteng dan keren. Jadilah aku seperti pungguk merindukan bulan.
Hampir semua teman dekatku di kampus tahu kisah cintaku terhadap Hakita. Tapi setiap kali aku menyatakan cinta dia selalu menolaknya dengan halus, membuatku terluka berkali-kali.
Sampai akhirnya kami lulus dan berpisah. Tapi rupanya takdir belum mau memisahkan kami. Saat aku ingin melanjutkan kuliah, di ruang ujian seleksi aku kembali bertemu Hakita. Dan akhirnya kita berdua sama-sama diterima dan kuliah lagi di tempat yang sama.
Kembalilah petualangan cintaku mengejar cinta Hakita.
Namun sama, saat itu dia masih memendam cinta kepada Amir yang membuatku patah hati, namun aku terus mengejarnya. Pikiranku kepada Hakita membuat aku kurang serius studi baik di politeknik dulu maupun saat kuliah S1.
Baca juga cerita cinta lainnya:
- Tergoda Cinta Yang Lain
- Cerita Cinta Wanita Muslim dan Pria Ateis
- Aku Masih Mencintai Mantan Kekasihku
Saat itu dengan cinta membuncah kami sering pulang sama-sama naik mobil butut ku. Dengan nekat aku nyatakan jatuh cinta kepadanya. Tapi apa lacur mau dikata dia kembali menolakku dengan halus. Penolakan ini membuat aku putus asa dan mulai membentengi diri dari kehadiran Hakita dan meninggalkannya begitu saja, bahkan aku mengurangi pergaulan dengan Hakita.
Disaat aku begitu terpuruknya datanglah Gina, Gina tak ubahnya soulmate bagiku, dia mengerti cara memperlakukanku yang labil, dan terus memotivasi aku untuk terus maju dalam kehidupan, dan membangkitkan percaya diri serta semangat hidup selepas dari Hakita. Gina tak ubahnya oase dalam kegersangan cintaku.
Setelah 3 bulan berkenalan dengan Gina kami sepakat untuk pacaran, tak lama kemudian berita aku memiliki pacar ini pun bocor ke Hakita, Hakita berusaha untuk mendekatiku setelah aku mulai meninggalkannya. Hal ini disadari oleh Gina, sehingga Gina terus menjagaku.
Enam bulan kemudan Hakita mengirim email ke aku untuk ketemu, email itu kebetulan dibuka oleh Gina, dan dihapus begitu saja. Sejujurnya aku sangat ingin kembali berdekatan dengan Hakita seperti dulu tapi semangka berdaun sirih, aku masih menganggur dan tidak memiliki income yang cukup, dan anehnya Gina yakin pada aku bahwa aku bisa membawanya dalam mahligai cinta.
Akhirnya masa itu tiba, aku dan Gina menikah, pernikahan kami tidak disetujui teman-teman s1 dan banyak yang tidak mau datang ke pernikahan kami, karena teman-teman kami ingin aku tetap bersama Hakita.
Tiga tahun setelah aku menikah, barulah Hakita menikah dengan pria pilihannya. Aku ingin menghilangkan memory di kepalaku dengan Hakita tapi terus saja wajahnya terbayang dalam kehidupanku.
Saat ini aku telah memilik 2 orang anak, dan Hakitapun juga, dengan 2 anaknya. Meski kami tak saling berbicara, aku yakin ada chemistry antara kami berdua mengingat Hakita masih kadang datang dalam mimpiku.
Aku sampai saat ini tidak mengetahui apa yang dalam pikiran Hakita apakah dia suka padaku apa sebaliknya. Tapi aku yakin saat aku berhenti mengejarnya, itulah saat kegagalanku meraih cintanya.
Tips untuk para pembaca ceritacurhat.com, janganlah berhenti mengejar cintamu karena keberhasilan dan kegagalanmu adalah pilihan, biarkan cerita cinta ini membekas antara kami berdua.
Punya pengalaman hidup untuk dishare ke pembaca ceritacurhat.com yang lain? Tulis dan kirim cerita Anda di sini!
Memang susah untuk menghilangkan perasaan anda pada si dia. saya sendiri pernah merasakan hal yang sama. Sejak kelas 3 SMU saya telah jatuh hati padanya, saya sempat berpacaran dengannya meski dalam waktu yang sangat singkat. saat hubungan itu terputus, saya tetap berharap cintanya akan kembali, namun rupanya hal itu tidak terwujud. Hingga 6 tahun kemudian saya berpacaran dengan wanita lain yang kemudian menjadi istri saya saat ini. Pada awal-awal pernikahan kami, perasaan saya terhadap mantan pacar saya tetap membayang, namun saya mencoba untuk lebih memperhatikan istri saya, dan selalu menghargai pengabdiannya. akhirnya Alhamdulillah bayangan “mantan pacar” lambat laun memudar. saat ini saya bisa mencintai istri sepenuhnya tanpa bayang-bayang dia lagi.
Sangat menyentuh!
Jadi teringat dgn kisah kasihku. Mengapa rasa yg dulu lebih kuat? Tak terhapuskan dari ingatanku. Walaupun aku sdh mengangapnya saudaraku. Tapi dia selalu hadir dalam ingatan dan mimpiku. Mengapa…….? Walaupun kini aku dgn yg lain dan dia dengan yg lain, aku yakin Tuhan punya rencana trindah dlm khidupan kita msg2.
Jadi teringat kisah kasihku dengan seniorku di kampus.
Hahaha teruslah bermimpi :p uda jelas2 di tolak berkali-kali, masih aja ngarep hahaha kamu raja mimpi hahajaja