Aku seorang gadis berusia 25 tahun dan tunanganku berusia 26 tahun. Kami sudah 5 tahun berpacaran. Sekilas, cinta kami terlihat sangat sempurna. Kami saling memegang komitmen janji cinta kami berdua.
Banyak yang bilang, wajah kami mirip walau kami beda ras. Tunanganku WNA asal Inggris, sedangkan aku gadis tulen Indonesia. Tapi cinta kami terhalang di keyakinan.
Awal tahun 2007, awal pertemuan kami disebuah toko buku. Waktu itu dia tanya buku-buku tentang kebudayaan Indonesia. Karena aku sering ke toko buku tersebut, aku hafal buku itu ditaruh dilorong mana.
Setelah dia memilih milih buku, lalu dia berterima kasih padaku. Dia kemudian membayar buku itu lalu pulang. Tidak ada kesan apapun dari pertemuan awal kami.
Minggu berikutnya, aku ke toko buku itu lagi. Maklum aku memang hobi baca. Tak disangka aku bertemu lagi dengannya. Kali ini dia mengajakku kenalan.
Landon, namanya. Dia datang ke Indonesia karena diajak liburan oleh orang tuanya. Sebelum kami berpisah, dia sempat meminta no hp ku. Singkat cerita, kami pun tukeran no hp.
Sejak itu, kami sering berhubungan. Dia sering telpon, SMS, bahkan datang kerumahku. Kuakui, walau dia orang Inggris, tapi sopan santunnya tidak kalah dengan orang Indonesia.
Dia selalu memakai bahasa Inggris yang sopan bila berbicara dengan orang tuaku. Tapi, orang tuaku tidak suka dengan Landon. Bukan karena Landon seorang WNA, tapi karena Landon menganut ateis. Akhirnya, kami berhubungan secara diam-diam.
Setelah masa PDKT yang manis, dia mengutarakan cinta padaku. Aku pun menerima cintanya. Sejak itu, kami saling memegang komitmen cinta kami.
Tanpa orang tua kami ketahui, kami resmi berpacaran. Kata Landon : seorang ateis seperti aku, tidak boleh berpacaran dan menikah dengan agama lain, tapi aku jatuh cinta padamu sejak pertama kita bertemu.
Karena itulah aku berani melanggar peraturan ateis. Aku kaget plus bahagia mendengarnya. Aku juga bilang padanya : aku seorang muslim. Aku tidak boleh menikah dengan lain agama. Tapi demi cinta kita, aku langgar itu.
Cerita cinta lainnya:
Setelah satu bulan kami pacaran, cobaan datang. Landon dan orang tuanya harus balik ke Inggris karna masa visanya habis. Tapi Landon berjanji padaku akan segera datang lagi.
Dia juga berpesan agar aku tidak ganti no hp ku. Aku hanya bisa menangis di bandara saat melepas kepergiannya. Kutatap pesawat jet nya saat lepas landas. Sejak itu, aku menjalani hari-hariku tanpa Landon disampingku.
Tapi aku tetap bahagia, karna kami sering ngobrol walau lewat telpon atau SMS. Diam diam orang tuaku menguping pembicaraan kami.
Maklum, Landon menelponku saat tengah malam, karena perbedaan waktu. Dan karena sering menguping itu orang tuaku mengetahui hubungan kami.
Khawatir berlebihan membuat orang tuaku berniat menjodohkanku dengan salah satu teman bisnisnya. Sebut saja Om Sony, dia duda tanpa anak.
Aku menolak keras perjodohan orang tuaku. Karna Om Sony pria nakal. Dia mengincarku sejak masih beristri dan orangnya senang mempermainkan wanita.
Tapi orang tuaku memaksaku bahkan mengancam akan mengusirku dari rumah bila menolak. Aku turuti semua kemauan orang tuaku. Aku cerita semuanya pada Landon.
Dan dengan nada marah dia bilang : aku akan memperjuangkan cinta kita. Jemput aku di bandara 24 jam kemudian.
Lagi-lagi orang tuaku menguping pembicaraanku dengan Landon. Beliau mengunciku di kamar agar aku tidak bisa menjemput Landon. HP ku disita. Aku tidak boleh kuliah. Bahkan aku diungsikan ke rumah tanteku diluar kota.
Aku stress dan panik. Landon stress dan khawatir karena aku menghilang. Akhirnya dengan modal nekat, aku kabur dari rumah tanteku dan balik ke Jakarta. Aku langsung menelpon Landon dari telpon umum. Landon bahagia sekali dan dia langsung jemput aku di stasiun kereta api.
Ternyata Landon mengalami hal sama denganku. Orang tuanya tidak setuju karena aku seorang muslim. Tapi Landon tidak peduli. Makanya dia nekat kabur dari rumah saat dapat kabar tentang aku.
Sejak itu, aku memutuskan untuk meninggalkan orang tuaku dan memilih pergi bersama Landon ke negaranya. Landon mengurus semua surat-surat kepindahanku.
Dan sejak itu aku tidak tahu lagi kabar orang tuaku. Aku dan Landon sudah sepakat akan menghilang dari masing-masing kedua orang tua untuk menenangkan diri.
Sekarang aku dan Landon sudah bahagia. Walau kami beda keyakinan, tapi kami saling menghormati. Dan kami berencana pulang ke Indonesia untuk meminta restu dan merancang pernikahan kami. Aku dan Landon sepakat, tidak mau menikah sebelum ada restu dari orang tua kedua belah pihak.
Pembaca, aku dan Landon cerita untuk meringankan beban hati. Tidak ada maksud menyinggung sara.
Punya pengalaman hidup untuk dishare ke pembaca ceritacurhat.com yang lain? Tulis dan kirim cerita Anda di sini!
Cerita yang menarik tentang cinta. Memang sulit menyatukan perbedaan yang dilandasi oleh ego.
cinta memang sulit dipahami tapi selalu ada jalan untuk kemenangan cinta percaya sama itu
yaampun cerita nya sama dengan pengalamanku sekarang, namun dari lubuk hati ku yg paling dalam sebagai seorang muslim akan lebih ‘bahagia’ apabila menjalani kehidupan di satu kebudayaan agama yang sama, yang sampai sekarang inilah pikiran yang masih membuat ku bimbang..
Bagaimana akhirnya? Apakah tetap menikah? Aku sedang mengalami 🙁
Mohon pencerahannya 🙂
sesempurnanya pasangan hidup adalah sama keyakinannya dahulu,sehingga saat nikah sah secara agama dan uu negara,menikah di catatan sipil hanya sah secara uu negara,tetapi tidak sah secara agama,nikah sirri (diam2) hanya sah secara agama,belum sah secara uu negara,itu semua pilihan kan?
calon pasangan atheis? umumnya berdasar kebingungan dalam kehidupan religi,banyak orang barat yang tadinya memeluk agama tertentu malah beralih menjadi atheis, tanpa bermaksud menyudutkan agama manapun,sebaiknya si atheis ini pelan2 diisi dengan mengenal dunia muslim,semoga ada hidayah yang membuat ia meninggalkan ke atheis annya.
sebagai wanita,anda sdh durhaka pada orang tua ketika membela si atheis ini,tetapi and juga punya hak menolak dikawinkan dengan seseorang yang anda tahu pasti reputasinya.
sekarang bagaimana caranya anda memenangkan diri anda,berhasil menghindari perjodohan orang tua,tetapi juga berhasil memilih jodohnya sendiri yang meningggalkan atheis nya menjadi muslim,satu saja dari 3 panduan keberhasilan itu gagal,maka semua gagal,pahami ini,nikahmu dengan si atheis sama saja dengan zina seumur hidupmu.
Sama dengan yang kualami, tetapi kami memilih berpisah baik-baik. Susah memang tapi harus bisa karna saya sadar saya tidak akan pernah pindah keyakinan dan saya juga tidak ingin dia pindah keyakinan karna terpaksa dan memisahkannya dari keluarganya. Aku sangat menyayanginya, entah sampai kapan harus merasakan perihnya berpisah dengannya.
Cerita yang sama percis cuma mungkin aku masih belom mempertemukan dia dengan orang tuaku ,ceritanya sama percis dia WBA Inggris dan aku pure indonesia sunda ,dia sangat menjaga hubungan dia ingin benar2 bersatu denganku dg ikatan pernikahan dan akupun begitu tetapi ya karena keyakinan dia yg atheis jg jadi penghalang hubungan aku dengan dia ,disini saya menyuruh dia untuk menjadi seorang mualaf agar kita bisa menikah tetapi dia ragu untuk menjadi mualaf ,dia menudinh jika memang dia tidak bisa menjadi mualaf aku tidaj mencintainya ,dia respect ttg agamaku tetapi dia tidak bisa menuruti mauku untuk menjadi seorang mualaf ,dan pd akhrnya dsni saya bimbang apa harus bertahan atau memilih berpisah
Cerita ini seperti pengalamanku , aku di lamar olehnya seorang WNA UK asal Leeds , dia benar2 mencintaiku . Tapi dia tidak mau pindah agama ke agamaku (muslim) .
Dia selalu marah setiap aku bahas agama. Aku tidak bisa tidak bahas karena hal ini sangat serius.
Kami kenal di social media. dia rela mau datang ke orangtuaku dan telah mengurus passport dan menabung tiket.
Tapi … percuma walau dia datang ibuku pasti tidak akan setuju karena dia seorang atheis
Apa yg harus saya lakukan? Skrg kami masih bersama dan saya cinta sekali dengan dia
Mohon bantuannya , saya pernah terpikir untuk menikah secara agama dgn cara formalitas agar sah ada yg pernah melakukannya?