Suami yang begitu kucintai selalu saja berselingkuh meski kami telah dikaruniai dua orang putri. Sepuluh tahun usia pernikahanku seperti sebuah zona latihan kesabaran bagiku. Berulang kali suamiku selingkuh dan berulang kali juga aku memberinya maaf.
Assalamu’alaikum para pembaca… Namaku Vira umur 40 tahun. Aku ingin membagi sepenggal cerita keluarga yang kujalani bersama suamiku. Terimakasih kepada redaksi ceritacurhat.com yang telah memuat kisahku ini.
Aku sekarang seorang ibu dari 2 orang anak yang cantik-cantik berumur 9 tahun dan 2,5 tahun. Aku termasuk wanita yang telat menikah, itu mungkin karena aku terlalu asyik dengan pekerjaanku. Aku menikah ketika usiaku sudah menginjak 30 tahun, itupun setelah orang tua selalu mendesak aku untuk segera menikah.
Aku menemukan jodohku di UGD anak. Saat itu aku dan keluargaku lagi nungguin keponakanku yang lagi masuk UGD. Dan di saat yang bersamaan aku berkenalan dengan seorang lelaki yang lumayan ganteng yang juga sedang nungguin keponakannya di UGD yang sama.
Dari awal pertemuan itu dia atau sebut saja mas Andik berusaha untuk bisa mengenal aku. Singkat cerita Aku akhirnya tergoda juga dengan segala rayuan dan gombalan mas Andik yang membuat Aku mabuk kepayang.
Ditambah lagi para tetanggaku yang sering memuji ketampanan mas Andik. Mereka bilang aku pinter banget kalo cari pacar. Dan selama jalan sama mas Andik, aku rasa pikiranku selalu nyambung dengan dia sehingga aku ngerasa dialah jodohku.
Baca juga cerita keluarga lainnya:
- Aku di Zolimi Suami dan Keluarganya
- Aku Jadi Terdakwa di Keluarga Suami
- Ternyata Suamiku Yang Mandul
Setelah 1 tahun pacaran, akhirnya kamipun menikah. Walaupun pernikahan kami kurang direstui sama papaku karena mas Andik belum punya pekerjaan tetap, tapi beliau dengan terpaksa merestui pernikahanku dengan mas Andik karena aku sangat mencintainya. Mungkin juga karena aku sempat mengancam ke ortuku kalo aku gak nikah sama mas Andik, aku gak akan nikah selamanya.
Di awal pernikahanku, aku memutuskan untuk mengontrak rumah sendiri. Supaya kami bisa hidup lebih mandiri dan tidak tergantung sama orang tua. Tapi disitulah… setelah menikah tak berapa lama, kira-kira 1 minggu usia pernikahanku, aku baru tahu kalo suamiku itu orangnya temperamen.
Kalau ada sesuatu yang tidak berkenan dihati dia selalalu marah-marah bahkan gelas atau piring bisa jadi sasaran kemarahannya. Aku jadi gak enak sama tetangga. Jadi aku harus mengalah supaya suasana gak tambah panas.
Sempat terpikir dalam benakku untuk minta cerai dan menyesal dengan pernikahan ini. Tapi aku malu pada orang-orang disekitarku apalagi pada orang tuaku yang kurang setuju aku menikah dengan mas Andik.
Setelah menikah 2 bulan lamanya, akhirnya aku hamil 1 bulan. Disitu kesabaranku mulai diuji terhadap ulah suamiku. Selain dia orangnya temperamen, ternyata suamiku itu juga terlilit hutang. Aku jadi bingung dan jadi kepikiran terus.
Singkat cerita, hampir tiap hari aku bertengkar dengan suamiku. Pernah sempat terlintas dibenakku untuk bunuh diri daja dan mencoba menggugurkan janin yang ada diperutku. Karena aku sempat shock dengan tingkah laku suamiku yang berubah 180° setelah kami menikah. Aku merasa dibohongi.
Beban pikiranku semakin bertambah karena perekonomian kami yang pas-pasan karena suami gak jelas kerja apa. Sehingga dengan segala masalah yang ada dan pikiran yang selalu stres tiap hari membuat janinku keguguran diusia 1 bulan lebih.
Beberapa bulan kemudian aku hamil lagi. Aku berusaha menjaga janinku itu dengan sangat hati-hati. Aku gak ingin keguguran lagi untuk kedua kalinya. Kujaga dia dengan sepenuh hati. Tapi lagi-lagi suamiku bikin ulah. Dia mencoba selingkuh dengan beberapa cewek yang masih single.
Ini semua dilakukan dengan perasaan tak bersalah. Perselingkuhan suamiku kutahu dari hpnya yang berisi SMS dari cewek-cewek yang gak jelas. Kucoba berusaha bersabar sampai anakku lahir sehat. Aku sangat bersyukur diberikan seorang gadis mungil yang cantik.
Dan kemudian kami memutuskan hidup bareng orangtua karena anakku gak ada yang momong kalo aku kembali kerja. Terpaksa aku hidup campur sama mertua. Kucoba beradaptasi dengan lingkungan keluarga suamiku.
Baca Juga:
Memang dimana-mana kalo ikut mertua pasti banyak gak cocoknya. Tapi aku tergolong orang yang cuek dan gak suka ngerumpik sama tetangga. Jadi jika mertua atau kakak suamiku gak suka sama aku dan cerita sama tetangga tentang aku, aku gak pernah ambil pusing karena hari-hariku sibuk bekerja dan jika di rumah aku sibuk dengan anakku yang lagi lucu-lucunya.
Diusia pernikahanku yang ke-3 tahun, suamiku selingkuh lagi dengan seorang gadis yang mirip Marshanda. Ini semua aku ketahui melalui SMS mesra di hpnya dan surat yang dikirim cewek itu ke rumah kakaknya yang akhirnya jatuh ditanganku.
Kesabaranku mulai dicoba lagi dan hampir membuat rumah tanggaku hancur. Aku dan anakku pergi kerumah orang tuaku karena sudah gak tahan dengan segala perlakuan suamiku karena dia juga sempat nampar aku gara-gara mbelain cewek itu.
Mertuaku juga lebih belain suamiku yang jelas-jelas suamiku salah besar dalam hal ini. Dengan perasaan hancur aku pulang ke rumah orang tuaku, dan mereka menerimaku dengan tangan terbuka. Hari-hari aku lalui dengan hati yang galau.
Seminggu, 2 minggu, dan 3 minggu kemudian suamiku baru menghubungi aku lewat telepon menanyakan keadaan anakku dan mengajak kami kembali ke rumahnya. Aku sempat bingung ambil keputusan. Disisi lain aku masih sayang sama suamiku dan masa depan anakku.
Kalo aku ambil keputusan cerai, aku takut anakku gak punya papa seperti anak-anak yang lain. Tapi disisi lain, aku masih sakit hati dengan ulah suamiku yang gak pernah berubah. Dan aku akhirnya mencoba memaafkan dan menerima suamiku kembali demi anakku.
Mungkin anda mengira aku bodoh mau menerima suamiku kembali. Dan orang tuaku juga gak mau ikut campur dengan segala keputusan yang aku ambil. Mereka selalu mendukung apa yang sudah jadi keputusanku. Asal aku berani menanggung resikonya.
Tiga tahun berlalu dengan begitu cepat dan aku merasa suamiku sudah berubah. Hatiku jadi agak tenang. Tapi itu semua tak berlangsung lama. Mungkin karena suamiku gak pernah sholat jadi dia mudah tergoda cewek lain yang dikenalnya dari temen bisnisnya.
Lagi-lagi HP adalah sarana utama dalam menjalin perselingkuhan. Ini kuketahui dari HP suamiku yang tiba-tiba bunyi di pagi hari, pas suami lagi mandi. Betapa terkejutnya aku membaca sms mesra yang menyebut suamiku dengan panggilan papa.
Ohhh…ya Allah kembali diri ini diuji agar selalalu ingat kepada-Mu. Kucoba hadapi ini semua dengan sabar. Hari-hari kulalui dengan menjadi detective. Tiap malam aku bergerilya mencari letak hp suamiku yang tak biasa disembunyikan. Ini jadi menambah rasa curiga dan rasa penasaran dihatiku.
Mungkin Allah memberikan petunjuk padaku, dimana suamiku menyembunyikan HPnya aku selalalu menemukannya. Lagi-lagi kutemukan kata mesra, kadang kata-kata mesum yang membuat hati ini tambah sakit. Dari situ aku simpen nomor tuh cewek dan aku menyuruh saudaraku yang cowok buat mancing dimana dan seperti apa cewek itu sebenarnya.
Dan sodaraku akhirnya berhasil mengantongi identitas tuh cewek. Kemudian aku bongkar cewek itu seperti apa pada suamiku. Hampir aja suamiku minggat demi cewek yang gak jelas itu. Dan Sekali lagi kuterima suamiku dengan tangan terbuka. Karena kuyakin suamiku selama ini selingkuh hanya melalui sms saja, gak lebih. Karena aku sudah memergoki duluan sebelum mereka mengenal lebih jauh.
Lima bulan kemudian aku hamil anak kedua. Dan 9 bulan kemudian lahirlah anak kedua cewek lagi. Ketika si kecil berumur 6 bulan, suami mulai berulah lagi. Kali ini kenapa tiba-tiba aku agak curiga dengan kepergian suamiku dengan alasan bisnis di malam hari.
Kucoba membuntutinya dari belakang. Baru kali ini aku melihat suamiku janjian sama cewek. Sakit banget hati ini, tapi aku coba tuk bertahan. Dan aku terus mengikuti mereka. Ingin rasanya aku jambak rambut tuh cewek. Belum sempat niatku terwujud tiba-tiba motor yang mereka kendarai menabrak gundukan galian di tengah jalan.
Dan mereka terpental sampai si cewek pingsan gak bisa bangun. Melihat kejadian itu, aku merasa Allah sudah membalas perbuatan mereka. Kemudian aku hampiri mereka dan kutinggal pergi begitu saja. Saat itu suamiku sempat melihatku.
Sampai rumah suamiku meminta maaf. Dan dia heran kenapa aku gak memarahinya. Aku jawab buat apa marah, toh Allah sudah memberikan balasannya.
Sejak saat itu suamiku mulai berubah. Dan dia jadi insyaf dan sudah mulai melakukan sholat 5 waktu. Terimakasih yaa Allah, akhirnya Engkau berikan rahmat-Mu pada kami. Dan Engkau telah berikan kenikmatan disaat usia pernikahan kami menginjak 10 tahun.
Semoga pengalamanku bisa jadi motivasi dalam hidup selanjutnya. Yang pasti jangan menyerah dan tetaplah berusaha untuk sabar. Demikian kisahku, semoga bermanfaat.
Punya pengalaman hidup untuk dishare ke pembaca ceritacurhat.com yang lain? Tulis dan kirim cerita Anda di sini!
semoga surga diperoleh bagi istri yg sabar,jadilah istri sebagai bidadari surga,seharusnya suami yg mengajak istri membangun jalan ke surga,tetapi bisa berlaku juga sebaliknya,suruh suami tobat atas dosa2 dirinya berzina,juga minta ampun telah mendzolimi istri,supaya amal ibadahnya tdk gugur.
setelah bca cerita ini saya jdi termotifasi untuk selalu sabar dan tawakal untk menghadapi situasi seperti ini.. karna suamiku pun begitu…
semua akan indah pada waktunya,
dan carilah pertolongan allah dengan sabar dan shalat.
sesungguhnya allah bersam orang2 yang sabar.
semangat menjalani hari-harinya smg allah berkahi selalu.