Menjelang Melahirkan, Stress Menghadapi Mertua

Sejak menikah aku ikut suami pindah ke luar kota walaupun sebenarnya kami berasal dari kota yang sama. Saat itu aku merasa sangat bahagia, meskipun tempat tinggal kami kecil tapi aku merasa nyaman dan senang bisa melayani suami. Apalagi sekarang aku sedang hamil dan menunggu kelahiran anak pertama kami.

stres hidup bersama mertuaCeritaku ini adalah kisah nyata kehidupan keluargaku yang terinspirasi setelah aku membaca cerita tentang seorang istri yang menjadi terdakwa di keluarga suami. Aku paham bagaimana sulitnya hidup bersama dengan mertua yang selalu ikut campur urusan keluarga.

Saat usia kehamilanku mencapai 8 bulan, suamiku berinisiatif pindah ke rumah orang tuanya. Pertimbangannya adalah aku tidak mungkin tinggal di rumah orang tuaku karena Ayah dan Ibuku bekerja dari pagi sampai sore, sementara adikku juga kuliah dan kadang pulang sampai malam. Jadi tidak ada yang menemaniku jika aku tinggal bersama orangtuaku, apalagi jika tinggal di luar kota di rumah kami yang lama.

Saya rasa semua orang tidak senang tinggal bersama mertuanya, susah atau senang pasti lebih menyenangkan jika hidup bersama suami sendiri. Begitu pula yang aku alami, aku merasa tidak nyaman tinggal dengan mertua, apalagi kondisiku sekarang menjelang melahirkan, dan tinggal bersama mereka malah memberiku beban baru yang membuatku stress.

Aku bersedia menerima ajakan suamiku karena kupikir masuk akal memang. Dari pada tinggal sendirian di rumahku yang dulu mending aku bersama mertuaku. Yang suamiku tidak tahu mungkin adalah kelakuan orang tuanya. Semua ini kulakukan demi menuruti kemauan suami.

Sekarang hari-hari di rumah mertua yang aku dapatkan hanya sindiran-sindiran yang tidak enak ditelinga. Apalagi ibu mertuaku yang mata duitan selalu minta “pajak” dan ikut mengatur-atur keuangan rumah tanggaku. Bapak mertua sama saja, selalu ingin tahu dan ikut campur dalam setiap detil urusan rumah tanggaku.

Baca juga:  Aku Berdosa Menghamili Tanteku Sendiri

Sampai makan nasi pun aku susah, padahal suami sudah membelikan semua beras dan sembako tapi nasi yang di bikin hanya dalam jumlah sedikit dan sungguh tidak memadai bagi orang yang tinggal dirumah itu. Laukpun kadang disembunyikannya sendiri. Aku jadi seperti orang lain di rumah itu.

Pokoknya keuangan rumah tanggaku jadi membengkak karena tinggal di rumah mertua. Padahal di sisi lain kami membutuhkan biaya persalinan yang tidak sedikit. Sungguh kondisi yang memburuk, tapi semoga bayi dalam kandunganku tetap tumbuh sehat dan normal.

Sebelumnya, aku dan suami jarang sekali bertengkar atau salahpaham, tapi sejak tinggal di rumah mertua semuanya jadi berbeda. Aku yang jarang menangis, sekarang hampir tiap hari menangis jika suami sudah ke kantor. Ingin rasanya aku pergi dari rumah mertua dan kabur ke rumah orangtuaku, tapi aku takut dengan suamiku.

Apa yang bisa kulakukan? aku sungguh tak berdaya.

***
Punya pengalaman hidup untuk dishare ke pembaca ceritacurhat.com yang lain? Tulis dan kirim cerita Anda di sini!

Loading...

5 Comments

  1. fauzi bahroel April 23, 2013
    • Sari November 10, 2016
  2. Desy Ndutz September 17, 2014
  3. Zulya Ae August 18, 2016
  4. inri January 1, 2017

Leave a Reply