Pernikahanku sudah berakhir sejak bulan september tahun lalu, tepatnya setelah lebaran idul fitri. Pernikahan yang sudah kujalani selama 4 tahun itu berakhir karena suamiku berubah.
Setelah 2 tahun hidup merantau dan berjauhan dariku, suamiku terlibat pergaulan yang kurang baik.
Pulang lebaran hanya untuk mengakui bahwa dia telah dipecat sebagai karyawan di tempatnya bekerja yang membuatnya lari menjadi pemakai dan pernah tidur dengan pelacur.
Tentu saja hal itu sangat menyakitkan bagiku, aku berusaha untuk memaafkannya namun suamiku malah mengatakan hal lain yang lebih menyakitkan.
Yaitu dia meminta izin untuk menikahi wanita lain. Hatiku hancur mendengarnya, setelah sebulan berharap ada perubahan, suamiku semakin nekat pada diriku, dia pindah dari rumah kontrakan kami dengan alasan tidak terbayar lagi sewanya.
Semua pakaian dan barang-barangku pun dikirimkannya lewat jasa pengiriman paket. Bukan hendak membuatku untuk mengizinkannya menikah lagi, dia memilih untuk menceraikan dan meninggalkanku begitu saja.
Kami memang belum di karuniai seorang anak, hal itu karena kami memang merencanakannya setelah studiku selesai dan aku akan tinggal bersamanya di kota x itu.
Padahal satu semester lagi study ku akan rampung. Dia benar-benar laki-laki yang tak sabaran untuk menikah lagi. Mungkin perempuan itu lebih cantik dan kaya dari aku. Yang lebih parahnya lagi perempuan itu adalah pilihan keluarga suamiku.
Aku kalah…. aku memilih mundur dari pertikaian itu. Aku memilih untuk melanjutkan study tanpa suami lagi, aku memilih hidup menjadi janda dari pada aku dimadu oleh suami macam dia. Namun, ku akui aku masih mencintai suamiku hingga saat ini.
Pengorbananku sebagai istri sungguh sangat besar. Suamiku pernah berselingkuh dengan perempuan yang lebih tua darinya. Perempuan itu sekampung dengan kami dan masih merupakan saudaranya juga.
Perempuan itu masih memiliki suami, yang bekerja jauh di rantau dan jarang pulang. Suatu hari aku menemukan sms di handphone suamiku, di sms itu suamiku mengatakan pada selingkuhannya untuk selalu menjaga anak yang dikandungnya karena itu adalah anak mereka.
Demi keutuhan rumah tanggaku dan nama baik keluarga, aku merahasiakan hal itu hingga sekarang. Kenapa suamiku tidak mengingat pengorbananku itu? aku memaafkannya seolah-olah dia tidak pernah memiliki anak dari hasil hubungan gelapnya bersama isteri orang lain.
Sekalipun aku belum pernah melihat secara langsung anak perempuan suamiku itu, walaupun aku sering mengingatkan suamiku untuk tetap mengirim uang sebagai kewajibannya sebagai ayah.
Kini untuk pertama kalinya aku bertemu langsung dengan anak itu tanpa sengaja. Pada raut wajah anak itu ada suamiku, bola matanya persis seperti bola mata suamiku.
Hatiku sakit lagi sejak bertemu dengan anak mungil yang cantik itu. Sementara aku dan mantan suamiku sudah tidak ada komunikasi sama sekali. Keluarga kami pun tidak lagi saling berbaikan.
Sekarang aku sudah sarjana dan bekerja di sebuah bank swasta di Surabaya. Dengan status janda tanpa anak dan pekerjaan yang bagus, banyak pria yang coba mendekatiku.
Kutanggapi tapi jika hubungan itu menjadi serius aku jadi takut. Aku cemas dengan pernikahan, mungkin aku trauma dengan masa lalu pernikahanku. Aku takut salah memilih suami.
Punya pengalaman hidup untuk dishare ke pembaca ceritacurhat.com yang lain? Tulis dan kirim cerita Anda di sini!



mantappp….. saya salutttttttttttttt
ok ….
sya dukung …..
saya salut dengan semangat mbk,trimakasih saya merasa mendapat support n kekuatan untuk hidup dgn cerita mbk karena saat ini saya sedang mengalami hal sama persis seperti yg mbk alami. saya yakin saya kuat dan mampu menghadapi cobaan ini demi anak yg ada d rahim saya saat ini.
empat jempol buat km…..
syep…tp inget meski bgitu kmu tidak boleh menjanda lama2 tidak baik..
Hampir sama demgan kisahku, sekarang aku takut menikah gara-gara trauma dengan pernikahan pertamaku. Cerita penulis menarik.
Mbak, kodrat laki2 dan wanita dimuka bumi ini supaya menikah dan memiliki keturunan.
Bersyukur, mbak sudah pisah dari suami dzalim, kalau trauma berumahtangga masih melekat, mohonkan padaNya untuk menutup ingatan menyakitkan tadi, mohon diberiNya penglihatan agar mbak bisa membaca laki2 lain yang soleh untuk menjadi pendamping.
Ingat-ingatlah:saat mbak beranjak tua, sakit2an dalam kesendirian, itu lebih menyedihkan, saat berpulang, tidak ada anak2 yang mendoakan ibunya, itu lebih menyedihkan, itu semua pasti terjadi jika kodratNya tadi tidak dilaksanakan.
Memang harus kok selektif cari suami tetapi berdoa kepada TUHAN agar diberikan pendamping yang tepat….
Aku jg mengalami perceraian pernikahan pertamaku. Sudah cerai selama 6 th tapi masih trauma dengan pernikahan. Takut gagal lagi. Aku jalani aja hidupku seperti air sungai yg mengalir.