Aku adalah seorang istri yang mungkin bisa dibilang tidak tahu diri. Bagaimana tidak, suami yang sudah mau taubat aku hancurkan secara mental dan fisik.
Dulu, aku seorang yang keras hati, egois dan suka merasa paling benar. Mungkin karena aku anak pertama dari 4 bersaudara. Ketika menikah, aku dapatkan seorang suami yang broken home.
Awal pernikahan kami cukup prihatin tapi bahagia, tapi tanpa aku sadari aku mulai dominan, ego aku mengatakan suami harus menurut denganku.
Hingga suatu saat suami sakit parah karena perlakuan aku, dia mencoba pergi dan aku diamkan. Dalam keadaan sakit parah dia tidur di pos ronda di daerah lain.
Dalam demamnya dia semakin terluka hatinya atas perlakuanku yang tidak menganggapnya. Ketika itu anakku baru berumur 4 tahun. Dan umur saya 28 tahun.
Akhirnya suamiku pulang karena rindu dengan anaknya. Ketika itu, tetanggaku ada yang menaruh hati suamiku, suamiku tidak pernah menggubrisnya.
Tapi karena perlakuanku pada suamiku tidak kunjung membaik, akhirnya suamiku melampiaskan kekesalannya dengan berselingkuh bersama tetanggaku yang masih abg tadi.
Ketika suamiku berkata jujur, aku marah membabi buta. Suamiku pun menyalahkanku karena aku yang tidak pernah menghargainya.
Akhirnya suamiku berkata bahwa dia akan taubat dan kembali pada keluarga. Ini sangat terbukti karena dia tidak pernah menghubungi wanita abg itu lagi, karena ingin keluarga kami utuh.
Tahun 2009 lahirlah anak kedua kami.
Beberapa bulan kemudian diketahui aku kena kanker rahim, sehingga aku harus mengangkat rahim. Betapa hancurnya hatiku. Suami sekarang rajin beribadat.
Kemudian dia pun aktif menjadi pengurus keagamaan. Hingga akhirnya dia dipercaya untuk belajar agama di suatu sekolah agama agar dapat memperdalam ilmu agamanya.
Bulan berlalu, suatu ketika saya didekati oleh teman kerja, dia mengeluh karena problem rumah tangganya.
Aku bersimpati dan akhirnya kami saling akrab hingga suatu saat dia merangkulku dan menciumku, aku bingung, perasaanku bercampur antara merasa bersalah tapi bahagia.
Ketika suami menelponku, aku marah-marah karena dia seperti tidak perduli lagi, padahal aku tahu, dia sedang sibuk belajar. Karena aku tidak puas dan kepalang tanggung, akhirnya aku sms rekan kerja tadi, janjian ketemuan.
Entah bagaimana tapi tiba-tiba kami sudah berciuman panas dan melakukan percintaan terlarang.
Setelah kejadian tersebut, selingkuhanku itu malah mengacuhkan aku. Jujur, aku dengan sesadar-sadarnya sudah jatuh hati dengannya.
Suatu ketika, berdasarkan naluri suamiku, dia sudah mengendus bahwa aku selingkuh di saat dia belajar keTuhanan.
Sempat banyak sangkalan yang aku lontarkan, akhirnya suamiku pulang dan berhenti belajar di tengah-tengah pembelajarannya.
Dan akhirnya dengan jujur aku akui bahwa aku memang selingkuh fisik dan perasaan dengan rekan kerjaku. Suamiku syok dan depresi karena aku bilang padanya bahwa aku selingkuh karena dia selingkuh.
Aku melemparkan kesalahanku kepada dia agar aku bisa merasa tidak bersalah, betapa piciknya aku saat itu. Karena tidak tahan akan keegoisanku, akhirnya suamiku sakit parah dan menderita hepatitis B.
Sekarang dia kelihatan seperti sehat-sehat saja padahal dia sekarat. Ya Tuhan, betapa jahatnya aku, yang telah menghalangi taubat suamiku, menyalahkan kesalahanku padanya, membuat dia depresi dan menyebabkan dia sakit.
Meskipun dia menanggung akibat perbuatanku, sampai hari ini aku tetap bersikukuh bahwa yang ku lakukan adalah benar !
Aneh bukan? Suamiku sering membuat kata-kata jalan terbaik, bagi aku, aku tetap harus sebagai orang yang tidak mudah disalahkan orang lain, termasuk oleh suamiku !
Pembaca, ya sekarang aku memang tidak lagi berhubungan dengan rekan kerjaku, tapi dia masih tersimpan jadi sebuah kerinduan di hatiku.
Aku sadar, jika wanita berselingkuh maka dia tidak akan pernah bisa berhenti karena wanita melakukannya dengan perasaan dan juga sudah terlanjur jatuh dalam kehinaan berzina.
Inilah aku istri yang egois dan tidak tahu diri. Maafkan aku.
Punya pengalaman hidup untuk dishare ke pembaca ceritacurhat.com yang lain? Tulis dan kirim cerita Anda di sini!
set dah….ego nya tinggi banget mba, padahal suami udah sekarat kayak gitu..nanti baru nyesel kalo suami anda meninggal…turunin ego deh, perasaan anda ke selingkuhan anda itu cuma perasaan semu, fatamorgana, nantinya pun kalo anda jadi sama selingkuhan anda, bisa2 dia anda perlakukan sama seperti suami anda saat ini. Kasihan masa lalu suami anda sudah broken home, masa rumah tangga sendiri juga di hancurkan sama istrinya sendiri, yang tidak bisa menurunkan ego….yang sudah berlalu lupain aja, kesalahan suami juga gak sepenuhnya salah dia, ada andil anda juga…sedangkan anda selingkuh itu benar2 kesalahan anda, karena ego anda sendiri. Perbaiki cara anda berkomunikasi dengan pasangan anda. selagi masih dikasih kesempatan, sayangi dan rawat suami sebaik-baiknya. Percaya deh, ketika suami anda meninggal karena ego anda, penyesalan anda akan menyiksa anda seumur hidup.
setuju dengan komentar sebelumnya. mba akan menyesal seumur hidup ketika suami mba sudah meninggal. saya percaya, orang egois tidak mungkin punya pernikahan yang bahagia, dengan siapapun dia menikah. tapi saya mengapresiasi mba sudah bersedia mengakui kesalahan meskipun bukan di depan suami mba. tingkatkan mba, akui kesalahan di depan suami mba dan perlakukan dia dengan baik.
Kok ngga kamu aja yg mati mbak?
Kuatin iman, supaya bisa kalahkan perasaan